Sunday, June 13, 2004

Pengurus NU dan Daftar Kekayaan

--- In kmnu2000@yahoogroups.com, Guntur Romli wrote:

Salam...

Untuk mendatang calon ketua umum pbnu harus menyertakan daftar kekayaannya, serta meneken kontran untuk konsentrasi di PBNU tanpa tergiur oleh tawaran jabatan politik.

-GuN-

***

Cak Guntur,

Saya sangat sepakat dengan usulan sampeyan.

Dan sikap kritis terhadap Pak Hasyim, saya kira, bukan karena sedang menjadi capres. Tapi, karena pak Hasyim "pernah" menjadi ketua NU. Kenapa kita meributkan kekayaan cuma terbatas pada pejabat dan presiden RI? Kenapa kita tidak mengusungnya ke lingkungan NU untuk mengontrol para "pejabat" dan "presiden" NU? Sikap kritis ini tidak untuk menghujat Pak Hasyim. Namun untuk memulai tradisi bagus ini di NU.

Bagi para petinggi NU, menurut hemat saya, perlu untuk mengumumkan daftar kekayaannya sebelum naik, dan setelah selesai masa pengabdiannya. Jika NU bersih, Indonesia perlahan-lahan akan bersih. Gitu, loh. Ingat, warga NU, minimal, 30 juta, cing. Kenapa bersemangat menghitung kekayaan para pejabat, tapi tidak berani menghitung kekayaan pengurus NU?

Sebenarnya, tradisi ini sudah dimulai pada Muktamar Cipasung. Kala itu Gus Dur menyindir, calon ketua tanfidziyah harus bersih. Sindiran ini sebagai "reaksi" masuknya Abu Hasan sebagai kandidat. Lalu direspon secara baik oleh para kiai sepuh yang mengusulkan, calon ketua harus berakhlaqul karimah. Sebuah istilah yang sarat makna. Bukankah ini sebuah tradisi bagus buat NU? Kita tidak usah pusing-pusing menganalisa, apa dibalik usulan Gus Dut tsb. Tapi kita ambil sisi positifnya. Beban sebagai sebuah organisasi Islam, harus menjadi pertimbangan. Apalagi disebut-sebut, NU merupakan organisasi massa Islam terbesar tidak saja di Indonesia, tapi di dunia. Sekali lagi, 30 juta, cing. Wadauh, berat.

Sayangnya, lamat-lamat tradisi baru ini tenggelam pada Muktamar NU berikutnya di tengah hiruk pikuk euforia warga NU atas terpilihnya Gus Dur menjadi presiden. Sekarang apalagi, terlihat menghilang.

Saya kira, muktamar NU mendatang, hal ini harus mulai ditradisikan kembali. Siapapun mereka, calon ketua, terutama tanfidzi, harus mengumumkan daftar kekayaan mereka. Jadi, Mas Ulil pun harus berani mengumumkan daftar kekayaannya, jika berniat untuk "naik pangkat".

http://groups.yahoo.com/group/kmnu2000/message/13458/

No comments: