Wednesday, June 01, 2005

Komentar atas "Muhammadiyah sebagai Reformasi Islam Model Protestan"

Saya membaca tulisan sunan Sukidi Mulyadi di Bentara, Kompas, Muhammadiyah sebagai Reformasi Islam Model Protestan. Tulisan yang sangat menarik. Kenapa? Pertama, Sunan Sukidi berhasil membangkitan dari kubur "khittah" Muhammadiyan yang selama ini terkubur. Dari situ, JIMM berhutang budi ke Sukidi: Ternyata JIMM lebih "men-Dahlan" ketimbang mereka. JIMM rupanya penerus "khittah" Muhammadiyah. Dan dapat kita simpulkan, ternyata, para "Qutubis" itu adalah orang-orang Muhammadiyah "murtad". Kenapa bisa begitu?

***

Salam,

Saya membaca tulisan sunan Sukidi Mulyadi di Bentara, Kompas, Muhammadiyah sebagai Reformasi Islam Model Protestan. Tulisan yang sangat menarik. Kenapa?

Pertama, Sunan Sukidi berhasil membangkitan dari kubur "khittah" Muhammadiyan yang selama ini terkubur. Selama beberapa dasawarsa terakhir Muhammadiyah terlihat makin "Qutubis" --meskipun ungkapan 'Qutubis' ini tidak sepenuhnya benar. (Istilah yang benar apa yah?) Yang pasti, sejak tahun 80-an, pemikiran Muhammadiyah condong ke Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan sosial. (Catatan: bukan politisnya). Amien Rais termasuk yang berperan memperkenalkannya ke tengah-tengah kalangan Muhammadiyah. Saya amati, selama bertahun-tahun Muhammadiyah semakin hari semakin "Qutubis". Akibatnya, Muhammadiyah sekarang ini, minimal di akar rumput, semakin 'ortodok'. Tidak heran, jika kemunculan JIMM kemudian disusul "perang urat" di kalangan Muhammadiyah. Sekarang, JIMM berhutang budi ke sunan Sukidi: Ternyata JIMM lebih "men-Dahlan" ketimbang mereka. JIMM rupanya penerus "khittah" Muhammadiyah. Ternyata, para "Qutubis" itu adalah orang-orang Muhammadiyah "murtad". Menarik, bukan?

Kedua, setelah sekian lama, hampir bisa dikatakan Muhammadiyah tidak punya seorang pun ideolog sepeninggal Kyai Mas Mansur. Menariknya, sekarang telah hadir ideolog baru Muhammadiyah di tengah-tengah kita: sunan Sukidi. Saya yakin, di tangannya Muhammadiyah akan makin punya "jenis kelamin". Kerisauan Syafiq Mughni tentang "jenis kelamin" Muhammadiyah terjawab. Syafiq Mughni menulis: ".....kita tidak usah mengeluh mengapa dalam perjalanannya banyak pemikiran aktivis Muhammadiyah yang sangat dipengaruhi oleh karya-karya tokoh al Irsyad dan Persatuan Islam...." Di tangan sunan Sukidi "jenis kelamin" Muhammadiyah tersebut sudah ditemukan: Calvinisme. Sukidi sedang menarik gerbong Muhammadiyah ke Barat.

Akankah temuan sunan Sukidi ini menimbulkan revolusi baru atau malah keributan di tubuh gerakan ini? Mari kita tunggu babak-babak berikutnya.

Untuk sunan Sukidi, saya ucapkan selamat.

9 comments:

Anonymous said...

Setelah sekian lama saya memperhatikan organisasi Islam di Indonesia: ada NU, ada Muhammadiyah, ada lain-lain. Jadi benar bahwa Umat Nabi Muhammad SAW, terpecah-pecah menjadi 73 golongan. Menurut Hadits, hanya satu yang masuk syurga, lainnya tidak (?). Umat termasuk saya bingung, mana yang satu itu, semua mengaku mengikuti Allah dan Rasul (Sunnah. Dalam hadits itu disebutkan bahwa yang satu itu adalah "jamaah" artinya apa yang dilakukan Nabi beserta Shahabatnya. Jadi tolonglah agar Umat Islam ini bersatu dalam jamaah. Kalau semua menigkuti Allah dan Rasul, pasti yang ada hanya ada satu gerkan Islam. Lihat zaman Nabi, kan yang ada hanya Nabi SAW beserta Shabatnya dan pengikutnya, mereka bersatu. Bersatu teguh, bercerai runtuh. Nah sekarang bagaimana menyatukannya, tentu dimulai dari para pemimpinnya (para tokoh ulama tentunya). Jika mereka bersatu maka umat atau pengikutnya pasti bersatu. Jadi kalau umatnya berpecah karena pemimpinnya berpecah.

Tidak seorangpun yang mengaku beragama Islam ingin masuk neraka, semua ingin masuk syurga. Pemimpin umatlah yang bertanggung-jawab keselamatan umat Islam.

Akhirnya, saya ingin tahu apa beda ajaran yang dianut oleh Muhammadiyah dan NU? Apa sumbernya berbeda, sehingga sering ada masalah dalam menjalankan agama Islam, kan sama-sama mengaku "ahlussunnah wal jamaah"?

Terima kasih atas penjelasannya. Saya orang bebas, bukan orang Muhammadiyah dan bukan orang NU.

Wassalam

Anonymous said...

Apa yang menjadi renungan Sukidi dalam tulisannya di Bentara Kompas sangat menarik untuk disimak. Sukidi tidak hanya menghidupkan khittah Muhammadiyah yang reformis, lebih dari itu Sukidi telah meneruskan pemikiran-pemikiran yang telah di bangun oleh Ibn Rusyd, Ibn Khaldun, Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Mereka merupakan tokoh-tokoh ahlul sunnah sejati, yang bisa membaca kehidupan ini dan merefleksikannya sesuai dengat ayat-ayat Qur'an. Berpikir cermat, lentur dan reformis. Mungkin hal inilah yang tidak ada pada pemikir-pemikir "Qutubis" yang saudara maksud.
Banyaknya pergerakan-pergerakan dewasa ini yang meniru pergerakan Ikhwanul Muslimin, mungkin tidak dapat disalahkan, IM telah menjelma menjadi kekuatan oposisi yang mengagumkan. Dan hal inilah yang menjadi daya tarik bagi aktivis-aktivis Muhammadiyah. Mungkin perlu juga adanya penyeimbang dalam pergerakan umat Muslim, ada yang konservatif, radikal, liberal dan reformis. Semoga dengan banyak macamnya corak pergerakan umat Muslim, akan memberikan dampak positif bagi kita semua.

Rudyland said...

saya pikir Sukidi masih terlalu kecil untuk mengubah (dan bahkan 'didengar') oleh konstituen Muhammadiyah...

Pola pikiran yang eksperimentalis dan mengais-ngais sesuatu yang tidak menjejak bumi, menurut saya, tidak menarik untuk diikuti di era sekarang ini...

sekiranya Muhammadiyah bisa menjawab masalah-masalah sosial yang ada, maka baik pengikut, simpatisan atau orang luar, akan semakin respek...

hal itu menurut saya lebih penting, daripada sekedar menjaga 'merk sebagai' organisasi reformis..

Anonymous said...

Evil's excrement inside Mohammad's gullet (Mohammad prophet Allah) = Quraan.

کیر خر آغشته به سنده خوک تو کس هواهر و مادر و زن و بچه همه سیدهای اولاد پیامب

Anonymous said...

Saat ini, Indonesia mengalami krisis multi-dimensi. Sedangkan sebagian besar dari krisis ini disebabkan oleh agama.
Agama Islam adalah agama dari rumpun Abrahamik seperti halnya Kristen dan Yahudi. Ketiga agama ini menanamkan kebencian, permusuhan dan kekerasan sepanjang massa.
Penduduk Indonesia adalah 60% berada di Jawa. Jadi kekuatan ada di Jawa. Kalau orang jawa segera meninggalkan agama rumpun abrahamik dan kembali kepada Kepercayaan asli, maka sebagian besar dari krisis ini akan hilang dan Indonesia akan seketika sembuh dari krisis ini.
Indonesia adalah negara besar, kaya dengan sumber alam. Indonesia tidak berhak mempunyai nasib yang sepuruk ini.

Anonymous said...

Sekarang ini, membaca menjadi suatu keharusan, budayakan membaca, baik yang nampak maupun yang tidak, baik barat maupun timur.

http://book1881.blogspot.com

arek ganteng said...

Kadang kita terlalu ngurusi ancaman dari barat yang memasukkan budaya liberal ke agama kita tapi masalah dalam tubuh islam sendiri banyak, misalnya islam terdiri dari 73 golongan....kok bisa begitu trus siapa yang musti disalahkan?...apa tujuannya?...kalau kita lihat tuhannya juga sama (Allah SWT, kitabnya juga sama (AL Qur'an, rosulnya juga sama Nabi Besar Muhammad SAW. kenapa bisa salah kaprah?....kenapa semua mengaku ahlusunnah wal jamaah menurut versi mereka sendiri?...jawabannya dari semua itu adalah tentang DOKTRIN yang dibenarkan tanpa di analisa dan dicermati dulu.makanya baca buku dong bagaimana yang bid'ah dan tidak...sesuatu yang diluar tuntunan agama adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat. jadi aliran sesat sebenarnya banyak banget dan harus diluruskan biar gak terjadi salah pemahaman yang memunculkan golomgan islam baru. sebagai contoh adanya gelar yang kurang benar menurut agama yaitu (maaf): Kyai&Haji...dari mana asal kata tersebut. kejadian: nyekar kembang dikuburan tiap malam jum'at legi, yasinan orang meninggal,membaca Al Qur'an dengan suara keras yang mengganggu ketenangan padahal yang boleh dikeraskan adalah cuma suara adzan saja karena ajakan solat.....apakah yang melakukan demikian adalah golongan agama sesat...??????. belajar agama jangan berlebihan dan berimprovisasi, gunakan tuntunan sebaik-baiknya biar kita dapat masuk surga bersama-sama.



wassalam

Anonymous said...

Saya menemukan artikel yang sangat menarik tentang: Agama: Pisau Bermata Tolu.
Ini linknya: http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=1326

Selamat membaca dan terima kasih.

Anonymous said...

Umat islam tidak boleh mengucapkan hari raya Natal karena itu haram.

Adapun hal-hal lainnya yang haram bagi umat muslim adalah:
- makan mie instant => karena temuan oran Cina
- memakai pakaian tekstil => karena ditemukan oleh Kristiani
- makan nasi => karena berasal dari Cina
- memakai kendaraan bermotor => karena temuan bangsa Kristiani
- mengikuti ajaran Wali Songo => karena semuanya orang Cina
- menggunakan listrik => karena temuan bangsa Kristiani
- menggunakan komputer => karena temuan bangsa Kristiani
- menggunakan internet => karena temuan bangsa Kristiani
- kiblat mengarah ke Mekah => karena itu penyembahan berhala
- naik haji => karena itu penyembahan berhala
- menganggap buku al-qur’an suci => karena itu penyembahan berhala
- mengelilingi ka’bah 7 kali => karena itu penyembahan berhala
- sholat 5 kali sehari => karena ini penyembahan berhala
- mempercayai surga, neraka & akhirat => semuanya ini adalah berhala

Bagaimana dengan saudara-saudara kita umat muslim yang membela Islam dengan merusak tempat-tempat ibadah umat lain, tapi mereka memakai pakaian tekstil dan mengendarai kendaraan bermotor?

Bagaimana dengan saudara-saudara kita umat muslim yang membela Islam dengan meledakkan bom untuk membunuh umat lain? Sedangkan bom itu adalah temuan bangsa Yahudi.